Wednesday, February 24, 2010

TNI-AU merancang membeli pesawat tempur Super Tucano

EMB-314/A-29B Super Tucano (foto : bayourimage)

Ketua Staf Angkatan Udara Marsyal TNI Imam Sufaat berkata TNI AU merancang membeli satu skuadron (16 unit) pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil sebagai pengganti pesawat tempur OV-10 yang telah dilucut tauliah sejak tahun 2007.

Imam berkata pembelian pesawat Super Tucano ini memerlukan anggaran peruntukan berjumlah US$250 juta. "Pada awalnya dianggarkan hanya US$200 juta, tapi kerana maklumat dari kos pengeluaran yang meningkat, maka anggarannya melebihi US$13 juta per unit. Oleh yang demikian, TNI AU mengusulkan tambahan anggaran US$50 juta tahun 2010 sehingga jumlah anggaran menjadi US$250 juta," kata Imam saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Rapat Kerja tersebut juga dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Agus Suhartono, Wakil Menhan, Jenderal TNI Sjafrie Sjamsuddin, dan wakil Kasad Letjen TNI Yohanes Suryo Prabowo yang digelar di ruang Pejabat I DPR Senayan Jakarta, Senin (22/2).

Kasau menjelaskan, rencana pembelian pesawat Super Tucano ini telah diprogram dalam dua tahun anggaran iaitu tahun 2009 dianggarkan US$148 juta dan tahun 2010 sebanyak US$52 juta.

Menurut Imam, keunggulan pesawat jenis super tucano ini bukan hanya terletak pada harganya yang murah jika dibandingkan dengan pesawat tempur jenis F-16, malah yang menarik ialah kos operasinya. Untuk satu jam operasi pesawat Super Tucano hanya memerlukan US$70.

"Saya berharap Komisi I DPR, Menhan dan Panglima TNI bisa mendukung realisasi lebih cepat pembelian pesawat Super Tucano tahun 2010 ini," katanya.

Kasau juga menjelaskan, pesawat Super Tucano ini merupakan pesawat tempur taktikal yang berfungsi sebagai counter insurgency, dan sebagai pesawat remote air control .

Di Brazil, menurut Kasau, pengoperasian pesawat Super Tucano ini berjaya mengurangkan pembalakan haram, trafficking. "Spesifikasi pesawat tempur Super Tucano ini lebih baik dan lebih besar. Digunakan sebagai pesawat temput taktikal dan counter insurgency serta remote air control, dan juga akan digunakan sebagai pesawat intai," katanya.

Kasau menambahkan, proses pembelian pesawat Super Tucano sudah berjalan sejak 2007, dan proses pengumuman juga sudah berjalan. TNI AU termasuk Komisi I DPR jangkawaktu 2004-2009 sudah melakukan peninjauan di pabriknya pada Februari 2007.

Menurutnya, TNI AU sangat memerlukan pembelian pesawat temput jenis Super Tucano untuk menggantikan pesawat temput jenis OV-10 yang dilucut tauliah setelah ada kemalangan pada 4 Oktober 2007. (ST/OL-7)

--Media Indonesia

No comments:

Post a Comment